Ada Guru Kirim Foto Porno, Djarot: Tangkap Tikusnya Jangan Bakar Lumbungnya




Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, jika ada guru yang melakukan tindakan yang kurang terpuji, maka itu adalah oknum dan tidak boleh mengeneralisasi guru lain atau sekolah dimana oknum tersebut mengajar.

Komentar Djarot ini menanggapi oknum guru Tri Sutrisno (25) di salah satu sekolah di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang melakukan chat porno ke siswi.

"Jangan korbankan lembaganya, siswa-siswanya. Masih banyak guru yang baik. Makanya waktu saya sampaikan pengarahan, jangan sampai nila setitik rusak sebelanga," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Senin (14/8/2017).

Menurut mantan Walikota Blitar ini, langkah terbaik mengatasi ulah oknum guru tersebut, adalah ditindak tegas, dikeluarkan, dan dipecat jika dia PNS, agar tidak mencoreng lembaga dimana dia bernaung.

"Profesi guru itu saya sebutkan lagi adalah profesi yang sangat mulia, dia harus bisa menjadi teladan. Oleh seperti itu, bibit seperti itu harus dipotong," ujarnya.

"Berikan sanksi tegas pada oknum guru itu, tangkap tikusnya, tapi jangan dibakar lumbungnya. Kalau itu PNS, maka tanpa ampun, pasti akan kita pecat," tegas Djarot.

Sebelumnya diberitakan, polisi telah menangkap Tri Sutrisno (25), guru bahasa Inggris di salah satu SMP di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, karena mengirimkan chat berbau pornografi ke siswinya.

Kasus ini terungkap setelah polisi mendapatkan laporan dari salah satu orang tua siswi. Orang tua tersebut merasa aneh karena Tri Sutrisno mengirim chat porno ke anaknya melalui aplikasi Line.

Polisi kemudian menangkap Tri Sutrisno di sekolahnya. Tri Sutrisno mengakui dia telah mengirimkan chat porno ke empat siswinya.

Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan mengatakan, dalam menjalankan aksinya, guru Tri Sutrisno membuat grup medsos lewat aplikasi Line.

Dari grup Line itu, tersangka Tri Sutrisno menghubungi satu per satu korbannya secara pribadi. Sejauh ini ada empat siswi yang mengaku dikirimi konten atau gambar porno.

"Dari Line itu siswi yang dipilih kemudian dijapri sama tersangka. Nah, tersangka mulai kirim chat, foto porno, atau konten seks," ujar Hendy

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...