Simak Nih Labilnya Harga Sembako Usai Lebaran



Momen Ramadan dan Idulfitri membuat kebutuhan bahan makanan meningkat. Akibatnya harga ikut melambung. Sehabis Lebaran, harga kembali normal.

Kepanikan masyarakat dalam dua momen itu saban tahun disebut-sebut jadi penyebab harga melambung. Belanja di luar kewajaran. Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kaltim Fuad Asaddin mengatakan, padahal, tak ada yang perlu dirisaukan.

Tapi, masyarakat menganggap Ramadan dan Lebaran suatu hal luar biasa, sehingga rela mengeluarkan uang lebih untuk membeli bahan makanan yang dikhawatirkan stoknya tidak aman. Kepanikan itu yang membuat harga naik menjadi kenyataan. “Aneh kalau beranggapan setiap Ramadan harga pasti naik,” ujarnya, kemarin (2/7).

Maka itu, masyarakat hendaknya membeli bahan makanan seperlunya. Sebab, stok keperluan pokok dalam kondisi aman. Setelah Lebaran saja, stok bahan pokok bertahan 5–7 bulan. Yakni, beras cukup untuk 5 bulan, gula pasir 6 bulan, minyak goreng 7 bulan, telur ayam 6 bulan, dan daging sapi 5 bulan. “Coba lihat sekarang, cek ke pasar, harga turun semua,” kata dia.

Pantauan Kaltim Post (Jawa Pos Group) di dua pasar Kota Tepian, sejumlah komoditas pangan utama terpantau stabil. Harga cabai tiung di Pasar Segiri Samarinda, misalnya, dibanderol Rp 50–53 ribu per kilogram.

Sementara itu, di Pasar Palaran harga cabai berkisar Rp 52–54 ribu per kilogram. Angka ini turun dibandingkan sebelum Lebaran beberapa waktu lalu yang harganya mencapai Rp 80 ribu. Sementara itu, bawang putih yang saat ini berkisar Rp 28–30 ribu. Sebelumnya, pada Ramadan, komoditas ini mengalami lonjakan harga hingga menyentuh Rp 50 ribu.

Hartini, pedagang di Pasar Palaran, mengatakan, tidak ada lonjakan maupun kelangkaan yang dirasakannya. “Stoknya ada saja tiap mau pesan. Kalau saya mendatangkan dari Jawa atau Sulawesi. Kadang ada juga beli sama petani-petani sini. Tetapi, lebih banyak dari luar Kaltim,” ucap Hartini.

Fatimah, pedagang di Pasar Segiri, menerangkan, sejumlah komoditas seperti telur, cabai, tomat, tepung, bawang merah, bawang putih, dan komoditas lain sudah turun dibandingkan jelang Lebaran dan beberapa hari setelah Lebaran.

“Kalau sekarang ya sudah mulai turun dibandingkan sebelumnya. Kira-kira 10–50 persen. Kalau yang naik paling sayur-sayuran tapi tidak banyak, paling Rp 500–1.000 saja naiknya per ikat,” ungkap dia kemarin (2/7).

Ditambahkan, untuk stok tidak kesusahan mencari. Fatimah mengatakan sudah memiliki langganan supplier tetap yang mampu memasok permintaannya. Namun, Fatimah mengaku penjualan tidak begitu bergairah. Menurut dia, ini memang rutin terjadi mengingat biasanya saat Lebaran orang habis-habisan berbelanja.

“Banyak yang berbelanja tapi rempah-rempah. Buat persiapan Lebaran ketupat. Kalau hari ini (kemarin), ya enggak begitu ramai. Padahal, Minggu biasanya ramai,” ucap Fatimah.

Dia menyebut, tahun ini, daya beli masyarakat tak begitu tinggi dibanding warsa lalu. Pasokan terbilang lancar selepas Lebaran. Jadi, harga tak melambung tajam. Selain itu, dia menilai, saat sekarang musim yang bagus membuat tanaman sukses panen.

Bila di Samarinda harga keperluan pokok cenderung turun, beda halnya di Balikpapan. Ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti bawang merah.

Mulyadi, pemilik toko sembako di Pasar Klandasan, mengatakan, harga sembako normal dan tidak ada perubahan sejak Ramadan. Seperti beras per kilogram dijual mulai Rp 10–14 ribu. Telur per piring dijual Rp 44–46 ribu. Serta gula per kilogram dijual Rp 13.500 dan minyak goreng 1 liter seharga Rp 14 ribu. “Pembelian telur stabil. Bisa 30 piring per hari. Jadi disiapkan setidaknya lima ikat dalam sehari,” bebernya. 

Selain harga normal pembelian setelah Lebaran juga sepi. Karena itu, stok di toko juga tidak ditambah. “Kalau hari aktif lagi baru ramai seperti biasanya,” ucapnya.

Yuli, penjual sayur-sayuran di Blok F1 23 Pasar Klandasan, mengatakan, penjualan sayur laris manis. Misalnya, bayam, kangkung, dan sawi. Sebab, selain segar, harganya turun setelah Hari Raya. Saat Ramadan bisa menembus Rp 15 ribu per ikat. Kini hanya Rp 6–10 ribu per ikat.

“Yang stoknya sedikit sekarang sayur sawi putih. Mungkin karena pengaruh pengiriman yang tidak lancar. Jadi, harganya naik. Dari yang awalnya Rp 18 ribu per kilogram menjadi Rp 25 ribu per kilogram,” paparnya.

Kemudian, harga yang kembali naik adalah bawang putih. Dari Rp 60 ribu sebelum Ramadan, dan turun selama Ramadan Rp 40 ribu per kilogram. Kini harganya kembali naik menjadi Rp 45 ribu. “Stoknya juga sedikit bahkan kosong. Karena belum ada pengiriman. Jadi, jualnya terbatas, 5 kilogram dalam sehari. Biasanya lebih dari itu,” paparnya.

Sedangkan penjual ayam, Baya, mengatakan harga ayam turun setelah dua hari Lebaran. Yakni, Rp 40 ribu per ekor. “Ketika Ramadan sampai Lebaran harganya masih Rp 45–50 ribu per ekor,” ucapnya.

Senada, harga daging sapi mengalami penurunan. Dari Rp 150 ribu selama Ramadan, kemarin turun hingga Rp 125 ribu per kilogram. “Kami siapkan satu ekor per hari untuk dijual,” papar penjual daging sapi di Pasar Klandasan, Ridwan. 

sumber : jawapos
loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

loading...