Prabowo Dibilang Aneh dan Lucu, Gerindra: Politikus PPP itu Tidak Paham



Pernyataan Politikus PPP Achmad Baidowi yang menilai bahwa pernyataan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto soal presidential treshold 20 persen aneh dan lucu menuai reaksi.
Politikus dari Fraksi Gerindra Nizar Zahro geram dan menilai bahwa Baidowi atau yang disapa Awi itu tidak memahami konteks keseluruhan maksud pernyataan dari mantan Danjen Kopassus tersebut.
“Alangkah lebih baiknya bila sebelum berkomentar dipahami dulu secara utuh maksud dari statmen Pak Prabowo,” kata Nizar dalam keterangan tertulisnya yang diterima aktual.com, di Jakarta, Minggu (30/7).
Ditambahkan dia, aturan presidential thereshold 20 persen sebagai lelucon politik oleh Prabowo Subianto, dimaksudkan lantaran Pileg dan Pilpres pada tahun 2019 akan digelar secara serentak. Tidak seperti tahun 2009 dan 2014, di mana pileg digelar sebelum pilpres.
“Jadi beda konteks antara pilpres 2009 dan 2014 dengan pilpres 2019 nanti. Sehingga aturan ambang batas presiden menjadi tidak kontekstual,” papar Ketua Umum PP Satria Gerindra ini.
Masih dikatakan anggota komisi V DPR RI itu, dari tahun 2014 hingga tahun 2019 pasti nantinya akan terjadi perubahan perolehan suara.
Bahkan, bisa jadi menurutnya perolehan suara PPP di tahun 2019 akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan perolehan suara di Pileg tahun 2014 lantaran partainya mengalami konflik internal.
“Tersirat ke khawatiran perolehan suara dari partainya di Pileg 2019 lebih sedikit dibandingkan 2014. Sehingga Baidhowi ngotot hasil Pileg 2014 yang jadi acuan ambang batas presiden. Padahal hasil Pileg 2014 sudah di pakai untuk Pilpres 2014,” ujarnya lagi.
“Ibaratnya kita akan nonton pertandingan sepak bola antara Barcelona dengan Real Madrid pada tahun 2018, tapi tiket karcis masuk stadionnya pakai karcis yang lama saat liga tahun 2016. Itu khan ndak bisa,” pungkas dia.

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...