Popularitas Menurun, Ridwan Kamil: Kalau Pandangan Saya mah Tidak Bisa Turun, yang Ada Naik
Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, merilis hasil survei Pilgub Jabar 2018. Hasilnya, menunjukan fluktuasi tingkat popularitas dan elektabilitas sejumlah calon. Salah satu yang paling menonjol adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang menurun dari sisi popularitas dan elektabilitasnya.
Menanggapi hasil survei ini, Ridwan Kamil mengatakan, hasil survei akan diterima olehnya sebagai bahan evaluasi. Tapi khusus survei yang dilansir oleh UIN, ada sedikit pertanyaan yang tak masuk ke logikanya.
"Ada yang tak masuk logika saya yaitu faktor statement bahwa popularitas saya menurun itu saja. Kalau dalam pandangan saya, popularitas mah tidak bisa menurun, yang ada stabil atau naik, tapi elektabilitas bisa menurun," ujar Emil sapaan Ridwan Kamil, kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Rabu (5/7).
Menurut Emil, kalau ada banyak pihak yang melakukan banyak survei silahkan saja. Namun, dia hanya menjadikan survei itu sebagai referensi untuk evaluasi. Tapi, dari sekian banyak survei cuma ada satu statement yang agak aneh terkait popularitasnya menurun.
"Dalam logika, survei tidak ada orang yang dulunya kenal tiba tiba menjadi tidak kenal. Kalau elektabilitas menurun betul. Karena tadinya milih jadi teu beuki (tidak suka,red) maka saya teu milih jadi turun," katanya.
Namun, kata dia, kalau dulunya kenal 20 persen tiba-tiba menjadi tidak kenal, itu tak mungkin tidak kenal karena sudah keburu kenal. Jadi, dia sedikit mempertanyakan ada statement bahwa popularitas menurun.
"Yang ada mah popularitas itu tidak berubah atau naik. Jadi tidak ada dalam keilmiahan survei yang namanya popularitas menurun, gitu saja," katanya.
Kalau elektabilitas, kata dia, bisa dipahami setelah kenal karena ada saja orang suka dan ada yang kenal tapi tidak suka. "Maka, bisa naik turun ari cinta mah. Asa aneh juga masa Pa Deddy Mizwar dibaca popularitas hanya 20 persen gitu. Semua juga tahu orang orang artis mah rata-rata popularitasnya di atas 90," katanya
Emil menilai, hasil survei memang bisa fluktuatif tergantung isu. Karena, dulu juga saat di survei, Ahok ada yang turun rendah sekali dan ada yang tinggi. Yang penting, hasil survei menjadi referensi untum sosialisasi, cara berkampanye dan memperkenallan diri apakah efektif atau tidak.
Saat ditanya tentang lembaga survei mana yang dipercayanya, Emil mengatakan, akan mempercayai lembaga survei dengan melihat track record-nya. Salah satunya, usianya di atas lima tahun sebagai lembaga profesionalisme, dan sudah punya keilmiahan yang bisa dipertanggung jawabkan .
"Kenapa dia selalu ikut quick count kan dalam perhelatan perhelatan kan. Biasanya yang dianggap profesional itu kalau quick count-nya itu paling akurat. Lembaga-lembaga itu saja," katanya.
Sebelumnya, menurut Direktur PPS UIN Gunung Djati Agus Salim Mansyur, berdasarkan Hasil Survei ke-2 terhadap bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat untuk periode 2018-2023 dalam jangka waktu 22 Mei – 4 Juni 2018 terdapat lima bakal calon yang memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas memadai untuk mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat 2018. Mereka adalah Deddy Mizwar, Ridwan Kamil, Dede Yusup, Iwa Karniwa, dan Dedi Mulyadi.
"Tingkat popularitas mereka, mengalami fluktuasi jika dibandingkan dengan hasil survei pertama yang diselenggarakan 20 Maret – 1 April 2017,” ujar Agus dalam rilis resminya pada wartawan di Bandung, Selasa (4/7).
Agus mengatakan, survei dilakukan dengan sampel 5.000 warga Jawa Barat yang sudah memiliki hak pilih. Pada survey kedua ini, tingkat popularitas Deddy Mizwar berada pada rangking pertama menggeser Ridwan Kamil menjadi posisi kedua.
Popularitas Deddy Mizwar, kata dia, meningkat dari 18,65 persen pada survey pertama menjadi naik 19,71 persen di survey kedua. Sedangkan Ridwan Kamil, menurun dari 24,28 persen pada survei pertama menjadi 18,49 persen pada survei kedua.
Ketiga bakal calon lainnya mengalami pergeseran, kata dia, adalah Dede Yusuf meningkat dari 15,68 persen menjadi 17,41 persen, Iwa Karniwa meningkat dari 8,99 persen menjadi 13,88 persen, dan Dedi Mulyadi meningkat dari 10,70 persen menjadi 11,60 persen.
Tim peneliti PPS UIN pun, kata dia, menemukan bahwa tingkat elektabilitas calon gubernur tersebut sama mengalami pergeseran dari survey pertama ke survey kedua. "Walaupun tingkat elektabilitas Ridwan Kamil masih pada peringkat pertama pada survey kedua, tetapi mengalami penurunan yang tajam," katanya.
Pada survey pertama, kata dia, tingkat elektabilitas Ridwan Kamil melejit 55,11 persen, tetapi pada survei kedua menurun menjadi 40,40 persen. Untuk Deddy Mizwar, berada pada urutan kedua dengan meningkat dari 16,30 persen menjadi 22,38 persen pada survei kedua. Dede Yusuf dari 11,68 persen meningkat menjadi 12,57 persen, Iwa Karniwa melejit dari 2,55 persen menjadi 10,44 persen , dan Dedi Mulyadi meningkat dari 6,17 persen menjadi 10,08 persen pada survei kedua. [rol]
loading...
loading...