Pakar: Negara Maju Saja Memajukan Sektor Pertanian, Pemerintah Era Jokowi Malah Sengsarakan Petani
Pakar pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Endriatmo Soetarto mengkritisi kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) yang selama2,5 tahun ini kurang berpihak ke sektor pertanian.
Kondisi ini pun mengakibatkan kesejahteraan para petani pun masih belum terwujud, sehingga menciptakan kemiskinan di perdesaan yang makin banyak. Padahal, dalam bertahun-tahun ini, negara maju saja pemerintahnya mengembangkan sektor pertanian.
“Mestinya pemerintah Jokowi mau terus memperkuat sektor pertanian. Karena bagaimana pun juga, kita harus perkuat pertanian. Karena negara maju saja tak ada yg tinggalkan sektor pertanian,” jelas guru besar IPB itu, di Jakarta, ditulis Selasa (18/7).
Dia mencontohkan negara Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam itu justru mengembangkan komoditas pertanian seperti gandum, jagung, dan kedele, yang justru menjadi andalan di dunia.
“Pertanian AS sangat kuat. Gandumnya saja sangat kompetitif. Bahkan di Eropa juga begitu, mengembangkan sektor pertanian. Jerman, Belanda, pertanian maju, termasuk sektor peternakan juga. Negara Australia juga maju pertaniannya,” kata dia.
Menurutnya, jika Indonesia memajukan sektor pertanian maka kesejahteraan petaninya juga dapat terangkat. Dan tidak tergantung dengan impor komoditas pertanian. Hal itu pada akhirnya akan mengurangi kemiskinan di perdesaan.
“Karena yang namanya agraria itu akan jadi sumber sejahteranya bangsa. Apalagi di saat sekarang penguasaan lahan juga sangat timpang, maka pemerintah harus punya agenda kembangkan sektor pertanian yang adil,” tegas dia.
Dirinya mengharapkan program reforma agraria yang diusung Jokowi bisa berjalan konkret dan tulus. Pasallnya, reforma agraria harusnya bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang selama ini terisish.
“Dulu di zaman Orba sektor pertanian maju. Jadi produksi naik, cuma sayangnya kesejehteraan petani tak kuat. Kalau sekarang sektor pertanian tak maju, petaninya juga tak sejahtera. Makanya, reforma agraria ini jangan sampai mengulang kesalahan dari pemerintah sebelumnya,” jelas Endriatmo.
Namun dia mengingatkan, agar jangan sampai reforma agraria ini menjadi alat kampanye politik saja. Karena setelah 2,5 tahun memerintah, baru kali ini dijalankan program itu.
“Jadi pemerintah harus tulus. Jangan jadikan (reforma agraria) alat kampanye. Karena saat ini, lahan-lahan banyak dikonversi alih fungsi. Desa di Jawa, lahannya dikonversi jadi kota, di luar Jawa seperti Kalimantan lahannya jadi perkebunan sawit. Itu jadi masalah serius,” pungkas dia.
sumber: aktual
loading...
loading...