Pak Menteri Jangan Khawatir, Rohis Aman!
Belum selesai kontroversi pernyataan Menag mengenai kaum LGBT yang tak perlu dikucilkan dari masyarakat. Lagi-lagi pernyataan Menag Lukman Syarifuddin membuat kontroversi baru. Kali ini Menag meminta para kepala madrasah untuk memberikan perhatian khusus kepada kegiatan keagamaan seperti kegiatan Rohis. Menurut Menag langkah itu dapat mencegah penyebaran pemahaman radikal. Pernyataan yang dilontarkan pada acara halal bihalal di Kantor Kementerian Agama pada Jumat (7/7), jelas menciderai para aktivis Rohis dan alumusnya. Sebelumnya pada Selasa (4/7) Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga meminta pengelola sekolah tingkat SMP maupun SMA mengawasi berbagai kegiatan organisasi Rohani Islam (Rohis) agar tidak dimanfaatkan oknum tertentu untuk menyebarkan ideologi radikal (Republika.co.id,4/7).
Pernyataan Menag langsung dikritisi oleh berbagai tokoh masyarakat, diantaranya dari Mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin yang menilai Rohis selama ini telah membantu dalam pembinaan para siswa. "Seharusnya Menag berterima kasih kapada para Rohis di sekolah-sekolah yang selama ini berjasa dalam ikut membina kerohanian siswa,'' kata Din. ''Justru dalam keadaan kekurangan guru agama seperti yang dilansir selama ini, para rohis telah berperan mengisi kekosongan itu,’' tambahnya (Republika.co.id, 8/7).
Sependapat dengan beliau, seharusnya Menag berterima kasih kepada Rohis. Adanya Rohis di sekolah justru berdampak positif terhadap masa depan generasi bangsa ini. Dapat dibayangkan tanpa adanya Rohis akan jauh lebih banyak lagi remaja yang gagal paham tujuan hidupnya, labil dan berujung pada rusaknya generasi. Rohis telah mengambil peran positif dalam membentuk generasi Islam yang tak hanya berakhlak dan berkepribadian mulia tapi juga mencetak remaja prestatif di tengah derasnya sekularisasi pendidikan dan hantaman virus liberalisme yang menginfeksi generasi.
Alih-alih mendukung kinerja Rohis dalam menangkal sekularisasi dan liberalisasi yang menjangkiti dunia pendidikan kita, Menag malah membuat pernyataan yang membuat masyarakat resah. Pernyataan Menag juga menimbulkan stigma negatif terhadap Rohis, seolah-olah dapat dipastikan Rohis menjadi tempat bagi tumbuhnya benih-benih paham radikal.
Faktanya keberadaan Rohis telah menjadi benteng bagi generasi umat ini di sekolah dari bobroknya sistem pendidikan kita yang sekular dan bagi virus liberalisme yang menjadi ancaman serius generasi kita. Tak dapat dipungkiri sekularisasi yang menggurita di dunia pendidikan kita telah berhasil melahirkan generasi yang jauh dari nilai-nilai agama, berkepribadian labil dan lemah iman, serta pesimis dalam menghadapi tantangan-tantangan global akibat gagal menemukan solusi bagi problematika hidup. Ditambah lagi virus liberalisme yang menginfeksi remaja, telah mencetak generasi muda kita menjadi generasi yang memuja kebebasan berpikir dan berperilaku. Tingginya angka aborsi dan pernikahan dini akibat seks bebas, maraknya kasus narkoba di kalangan remaja, budaya kekerasan dan tawuran, gaya hidup remaja yang hedonis dan permisif adalah buah liberalisme yang harus kita petik.
Dan sampai saat ini Rohis telah tampil maksimal dalam sumbangsihnya dalam membina, membentuk dan melahirkan generasi Islam yang berakhlak mulia, berpola pikir dan berkepribadian Islam serta prestatif. Hampir dapat dibuktikan aktivis-aktivis Rohis adalah generasi-generasi pilihan yang ikhlas dan hanya mengharap ridho Alloh SWT semata dalam setiap agenda-agenda yang dibuatnya untuk membina dan mengedukasi generasi muda kita dengan cahaya Islam yang mulia.
Seharusnya kita mendukung setiap aktivitas Rohis dalam melahirkan kader-kader dakwah yang nantinya membawa dan menyebarkan cahaya Islam sampai ke pelosok dunia. Merekalah agen-agen perubahan yang akan mengembalikan kejayaan Islam di dunia, bukan sosok-sosok yang perlu diawasi dan dicurigai keberadaannya. Jadi Pak Menteri, jangan khawatir, Rohis aman!
Ummu Naflah
Pemerhati Remaja tinggal di Tangerang
sumber : suaraislam
loading...
loading...