Tuh Kan.. Banyak Gay yang Terlacak Saat Menderita HIV/AIDS
LELAKI seks dengan lelaki (LSL) atau gay juga eksis di Balikpapan. Ini dapat diketahui dari tes yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan. I Dewa Gede Dony Lesmana, pegawai di Seksi Penanggulangan Penyakit Menular, DKK Balikpapan, menjelaskan keberadaan kaum gay bisa dideteksi dari memantau kesehatan kalangan yang berisiko HIV/AIDS.
“Kami memang tidak melakukan pendataan pasti berapa jumlah penyebaran LSL. Tugas kami lebih ke arah pemeliharaan kesehatan dan mengantisipasi dampak terhadap aktivitas mereka. Kami fokus ke masalah HIV/AIDS karena LSL termasuk populasi yang berisiko tertular HIV/AIDS,” sebutnya
Berdasarkan data per Januari–Maret 2017, terdapat 75 orang yang terdeteksi kasus baru HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut, sekitar 32 persen berasal dari populasi LSL. Selebihnya tertular dari pelanggan pekerja seks komersial, pasangan, dan lainnya.
Sementara itu, data 2016 ditemukan 272 kasus baru HIV/AIDS (lihat grafis). Menurut dia, tahun ini terlihat potensi terjadi peningkatan jumlah kasus baru HIV/AIDS. Ini dapat dilihat medio Januari–Maret 2017 yang sudah ada 75 kasus baru.
Lebih jauh dijelaskan, DKK tidak turun langsung ke populasi tersebut. Selama ini, institusi mendapatkan bantuan melalui para sukarelawan penjangkau. Penjangkau tersebut yang mengajak para berisiko HIV/AIDS untuk tes screening dan deteksi dini. Jadi, penjangkau yang turun langsung melakukan pendekatan agar mereka bersedia melakukan tes kesehatan.
Biasanya, DKK melakukan screening selama dua atau tiga kali dalam sebulan apabila turun langsung ke tempat mereka ngumpul. Mulai panti pijat, kafe, lembaga pemasyarakatan, hingga tempat-tempat lain. “Namun sekali lagi, kami hanya mengajak tes HIV/AIDS kepada mereka yang berisiko. Bukan berarti menghitung jumlah populasi atau komunitas tertentu,” imbuhnya.
Selama ini, tes HIV/AIDS bisa dilakukan di seluruh Puskesmas, Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD), Rumah Sakit dr Hardjanto, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Sedangkan pusat layanan terdapat di tiga tempat, yakni Puskesmas Baru Tengah, Puskesmas Prapatan, dan Puskesmas Manggar.
“Hitungan tes setiap tiga bulan, enam bulan, sampai 12 bulan. Siklus tes ini akan terus dilakukan jika mereka tetap berperilaku berisiko,” imbuhnya. Dia mengungkapkan, layanan pengobatan dan pemeriksaan seluruhnya gratis ditanggung oleh pemerintah.
Bagi mereka yang terdeteksi positif HIV/AIDS akan mendapatkan pengobatan di RSKD dan RS dr Hardjanto. Kemudian mendapatkan pendampingan dan kontrol rutin, mulai periksa darah hingga pemberian obat.
Kebanyakan pendampingan dilakukan oleh para penjangkau. Penjangkau ini bertugas menyentuh para golongan yang berisiko HIV/AIDS dan menjemput bola agar mereka mau tes. Sedangkan DKK Balikpapan fokus kepada tes, pengobatan, dan penyuluhan agar mereka mau tes HIV/AIDS.
“Lewat penjangkau terasa lebih mudah karena mereka dapat terbuka. Daripada mereka merasa takut harus bertemu dengan orang-orang yang berada di dalam lingkup kerja pemerintah,” jelasnya.
Di Samarinda keberadaan kaum gay juga diketahui dari tes HIV/AIDS. Data yang diperoleh media ini, pada 2015, ada 179 kasus baru HIV/AIDS di Kota Tepian. Angkanya meningkat pada 2016. Dibandingkan media penyebaran lain, transmisi seksual jadi penyebab utamanya. Seperti pada 2015 dari 179 kasus baru, 164 di antaranya disebabkan seks berisiko. Sedangkan pada 2016, dari 225 kasus, 197 kasus disebabkan transmisi seksual.
Ada empat kriteria kelompok risiko yang mengidap HIV. Pertama, pengguna narkoba jarum suntik, perempuan pekerja seks, pelanggan pekerja seks, dan terakhir praktik LSL. Dari empat kategori tersebut, pelanggan adalah kelompok risiko tertinggi. Namun, dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan. Sementara itu, LSL justru meningkat tajam. Dari data 2015, pengidap HIV dari kelompok LSL tak sampai 20 orang. Melonjak hingga dua kali lipat pada 2016. Menjadi lebih dari 50 orang dari kelompok LSL mengidap HIV.
“Peningkatan ini sebenarnya disebabkan beberapa hal. Bisa karena pengidapnya memang meningkat atau buah kerja keras dari para penyuluh,” terang Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Samarinda Basuki, diberitakan sebelumnya.
Diketahui, pria penyuka sesama jenis kini tengah jadi sorotan. Ini imbas digerebeknya pesta gay di rumah toko (ruko) berkedok Atlantis Gym dan Sauna di Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Minggu (21/5) malam. Dari penggerebekan saat itu, 141 orang dibawa ke kantor polisi. Sepuluh di antaranya sudah menyandang status tersangka.
sumber : fajarcoid
loading...
loading...