Terlanjur Cintai Ahok, Pendukung Ahok: Rezim Jokowi Lebih Parah dari SBY
massa pro Ahok yang tak terima atas putusan hakim dengan menjatuhi hukuman penjara selama dua tahun untuk Basuki Tjahaja Purnama memilih berorasi di depan Rumah Tahanan Cipinang. Entah mengapa, saking meledak-ledak karena larut dalam emosi atau terlanjur mencintai Ahok, ada demonstran yang salah ucap saat menyampaikan orasinya.
Saat sedang asik memaparkan aspirasinya terkait sosok Ahok, ditambah rasa kecewa yang mendalam atas putusan pengadilan, demonstran tersebut secara tak sadar malah membandingkan rezim Joko Widodo dengan rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, rezim Joko Widodo lebih parah ketimbang rezim penguasa sepuluh tahun kemarin.
Ucapan tersebut yang sempat terekam dalam video amatir seketika menjadi viral di media sosial. Alhasil, publik yang selama ini kontra dengan Ahok atau pun Jokowi pun menertawakan.
"Hari ini kita dipertontonkan oleh peradilan yang nista. Tidak ada itu istilah penistaan agama. Yang ada adalah peradilan yang sangat nista dan hakim yang nista," demikian ucap demonstran itu secara lantang menggunakan pengeras suara.
Jelas saja demonstran tersebut mengucapkan hal sedemikian. Dalam lanjutan orasinya, ia menegaskan bahwa dirinya bukanlah pendukung Ahok atas dasar politik. Ia juga menceritakan bahwa sesungguhnya dirinya pernah dimarahi Ahok di Balai Kota saat memperjuangkan pedagang kaki lima yang akan digusur.
"Saya dimarahi oleh Ahok sampai kena, muncrat-muncrat jigongnya. Tapi saya berdiri disini membela Ahok karena keadilan yang diinjak-injak," ungkapnya penuh kemarahan.
Hingga akhirnya, ia pun salah bicara dengan menyatakan rezim Jokowi lebih parah ketimbang rezim SBY.
"Rezim Jokowi adalah rezim yang lebih parah dari rezim SBY," katanya melanjutkan orasi.
Namun setelah itu, seperti ada yang mengambil pengeras suara dari sang demonstran. Seolah seperti ada lembaga sensor yang masuk memotong konten yang tak patut diutarakan di tengah massa aksi pro Ahok. Entah siapa pula yang memberi kode, yang mana setelah adegan sensor terjadi salah satu dari peserta aksi memimpin peneriakan 'bebaskan Ahok' yang kemudian diikuti peserta lainnya.
Massa pro Ahok bubar sekitar jam 10 malam. Sementara Ahok sendiri dipindahkan ke Mako Brimob Kelapa Dua lepas tengah malam dengan alasan keamanan.
loading...
loading...