PBB Minta Myanmar Tindak Tegas Anti-Muslim



Utusan Khusus PBB Yanghee Lee menutut Pemerintah Myanmar agar menindak keras aksi kekerasan dan ucapan bernada kebencian terhadap kelompok minoritas Muslim.
The Guardian melaporkan Jumat (19/5/2017), hal itu disampaikan Yanghee Lee kepada Pemerintahan Liga Nasional Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi. "Sebelumnya sudah saya ingatkan banyaknya kasus kekerasan dan ucapan kebencian yang dilakukan kelompok ultra nasionalis Budha terhadap kaum Muslim," kata Yanghee Lee.

"Tapi hal itu tidak ditanggapi serius, bahkan tidak diusut sama sekali," ujarnya. "Hal ini tidak bisa ditoleransi lagi, pemerintah harus mengambil langkah untuk mengatasi insiden itu," kata Yanghe dengan nada geram.

Pekan lalu terjadi perkelahian di pemukiman Muslim di Yangoon setelah belasan kelompok nasionalis Myanmar melakukan razia kaum Rohingya. Sejumlah warga luka parah terkena bacokan, sehingga dua sekolah warga Muslim terpaksa ditutup.

Di kampung Mingalar Taung Nyunt, Yangoon seorang warga Muslim bernama Ma Win menuturkan, para pemuda nasionalis ditemani petugas, mengobrak abrik rumahnya untuk mencari warga Rohingya, di saat tengah malam. Mereka meminta dokumen dan identitas keluarga Ma Win yang membuktikan mereka bukan Rohingya. "Saya sudah punya lima anak di Yangoon. Beraninya mereka menyebut saya penduduk gelap," tutur Ma Win.

Selama ini, sebagai ibukota Myanmar, Yangoon masih terbilang aman. 7 juta warganya yang menjadi pemeluk agama Budha, Hindu, Kristen, Sikh dan Muslim serta Yahudi hidup rukun tanpa gangguan. "Kami sudah seperti keluarga tanpa memandang agama," tutur Soe Win, seorang pemimpin Muslim di Mingalar Taung Nyunt.

Tapi, belakangan, kelompok nasionalis Budha makin garang melakukan pembersihan, karena didukung Pemerintahan Aung San Syuu Kii. "Mereka memang sudah melarang para pendeta Budha untuk melakukan aksi kekerasan, tapi memenuhi kaum ultra nasionalis untuk melakukan kekerasan," tutur Richard Weir, pengamat HAM Asia.





loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...