Inflasi Mei Potensi Tinggi
Bank Indonesia (BI) terus memantau pergolakan harga menjelang Ramadan. BI memprediksi inflasi pada Mei 2017 sebesar 0,37 persen secara month-to-month (mtm) dan 4,31 persen secara year-on-year (yoy). Hingga minggu ke-3, terjadi kenaikan harga pada sejumlah komoditas.
”Memang ada kenaikan inflasi, itu di bawang putih, daging ayam, telur ayam, dan transportasi. Tapi, kalau yang lain sudah terkendali,” kata Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo kemarin (26/5).
Dia pun menuturkan penyebab kenaikan harga tersebut. Yakni, faktor pasokan dan distribusi ke daerah yang tidak terjaga dengan baik. Selain itu, animo masyarakat menyambut Ramadan biasanya selalu diikuti dengan konsumsi yang meningkat.
Agus pun mengimbau masyarakat supaya tidak belanja secara berlebihan agar demand tetap terjaga. ”Kami berkomunikasi dengan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) agar masyarakat di daerah kalau belanja seperlunya saja,” lanjutnya.
Agus juga menegaskan, pemerintah tidak akan melakukan penyesuaian harga bersamaan dengan momen Idul Fitri. Beberapa komponen dengan harga yang diatur pemerintah (administered price) yang segera disesuaikan, antara lain, harga BBM dan LPG 3 kilogram (kg).
Namun, penyesuaian harganya akan dilakukan setelah Idul Fitri usai. Sementara itu, pencabutan subsidi listrik untuk pelanggan 900 volt ampere (VA) telah dilakukan sejak Januari dan akan terus berlanjut hingga Juni.
”Penyesuaian harga LPG 3 kg akan dilakukan 2017. Mungkin listrik untuk pelanggan 450 VA itu yang akan disesuaikan tahun depan,” urainya.
Namun, meski harga-harga komponen administered price akan disesuaikan, pemerintah akan berusaha agar inflasi volatile food dapat terjaga. Dengan demikian, dampak kenaikan harga BBM, LPG, dan tarif listrik terhadap inflasi dapat lebih ditekan. Agus berharap inflasi volatile food tahun ini dapat terjaga di bawah 5 persen. Sasaran inflasi BI tahun ini adalah 3–5 persen.
Menko Perekonomian Darmin Nasution optimistis inflasi masih terkendali. ”Tidak ada hal yang mengkhawatirkan mengenai inflasi mulai dari memasuki bulan puasa hingga Lebaran,” kata Darmin dalam rapat koordinasi pembahasan inflasi dan pertumbuhan ekonomi di kantornya kemarin (26/5).
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menyatakan, harga bahan pokok sampai dengan Lebaran masih akan terjaga. Meski, memang ada kecenderungan kenaikan harga di beberapa komoditas. ”Untuk komponen volatile food sampai hari ini masih cukup rendah. Tapi, ada beberapa komoditas yang bisa mengganggu pergerakan harga volatile food seperti bawang putih, juga telur ayam dan daging ayam,” kata Darmin.
Menjelang Ramadan, beberapa jenis komoditas pangan memang mengalami kenaikan harga seiring dengan meningkatnya permintaan. Di antaranya, komoditas bawang putih mengalami kenaikan harga tertinggi (28,79 persen), disusul cabai merah (14,97 persen), telur ayam ras (8,34 persen), dan daging ayam ras (4,20 persen). Sedangkan harga cabai rawit mengalami penurunan harga tertinggi pada Mei 2017, tapi masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga pada bulan April dan Mei tahun sebelumnya.
Darmin menambahkan, Kemenko Perekonomian akan banyak melakukan koordinasi kebijakan dengan TPID untuk menjaga stabilitas harga. ”Inflasi itu diukur dari tiap daerah. Info ini yang akan berguna. Sebab, TPID itu ada di setiap provinsi, bahkan di beberapa daerah ada di kabupaten/kota,” ungkapnya.
sumber : jawapos
loading...
loading...