Indonesia Kaya Rempah, kok Kalah Saing dengan Singapura?
Harga jual rempah-rempah Indonesia saat ini masih sangat murah. Rempah Indonesia bagaikan harta karun bagi bangsa asing untuk mendapatkan rempah.
Sering Alami Sakit Kepala? Coba Konsumsi Rempah-Rempah Ini Deh...
Rempah sangat banyak manfaatnya, mulai dari bumbu dapur hingga obat. Iklim Indonesia yang tropis membuat tanahnya mudah untuk ditumbuhi rempah-rempah. Sayangnya, rempah bagaikan harta karun yang terlupakan. Saat ini, belum dijadikan kekuatan untuk menjadi daya tarik Indonesia. Kalaupun sudah, belum maksimal.
Contoh nyatanya, banyak dari kita yang mungkin masih belum dapat membedakan lada dengan ketumbar, atau jahe dengan lengkuas. Padahal itu bisa menjadi daya jual Indonesia di mancanegara.
Saifullah Yusuf Pastikan Stok Pangan untuk Jatim Aman
Didiek Setiabudi Hargono dari Yayasan Kebun Raya Indonesia mengatakan, Indonesia merupakan negara penghasil rempah terbesar kedua di seluruh dunia setelah India. Namun dari segi pemanfaatan ekonomi, Indonesia masih nomor tiga.
”Nomor pertama Singapura, kedua Vietnam. Hal ini sebetulnya disayangkan, karena kedua negara itu sama sekali bukan negara penghasil rempah-rempah,” ulas Didiek, dalam sebuah diskusi di Jakarta, belum lama ini.
Artinya, pemanfaatan rempah di Indonesia belum maksimal. Bahkan sebagai satu dari negara penghasil rempah terbesar, untuk beberapa jenis rempah, Indonesia masih harus mengimpor dari negara lain.
Ruang petani untuk menanam rempah di Indonesia memang terus berkurang. Padahal sebetulnya dengan teknologi pertanian saat ini, sungguh memungkinkan untuk menanam rempah di tanah apa pun. Tidak harus di tanah yang menjadi endemik tanaman itu. Misalnya, dulu cengkeh hanya tumbuh di Maluku, tetapi karena banyak dimanfaatkan, orang mencoba menumbuhkannya di tempat lain. Hasilnya, tanaman cengkih saat ini bisa ditemui ditanam di banyak tempat.
”Seandainya ini terjadi untuk semua jenis rempah, bahkan untuk rempah-rempah asli Indonesia yang sudah mulai langka, pasti akan sangat baik,” ujar Didiek. Belum lagi, pengolahan rempah bisa meningkatkan nilai dari produk. Selama ini, rempah dari Indonesia kebanyakan dijual dalam bentuk bahan mentah. Padahal, jika diolah terlebih dahulu, misalnya diekstrak, nilai ekonomi dari rempah akan jauh lebih meningkat.
”Hal inilah yang disadari Singapura dan Vietnam, mereka mengimpor bahan baku, tetapi kemudian mengolahnya. Makanya nilai ekonominya menjadi lebih tinggi,” ucap Didiek, menyesalkan.
loading...
loading...