Indonesia Jadi Tempat Favorit Penyelundupan Beras, Bawang, hingga Daging



Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan mencatat upaya penyelundupan sejak tahun 2015 lalu mengalami peningkatan. Terdapat beberapa sektor penyelundupan yang hingga saat ini masih terjadi.
Direktur Penindakan dan Penyidikan Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, Harry Mulya, mengatakan bahwa terdapat beberapa sektor yang hingga saat ini menjadi favorit bagi para penyelundup di Indonesia. Di antaranya adalah kosmetik hingga obat-obatan.
"Pertama itu kosmestik, alat kecantikan, obat-obatan, itu karena partainya kecil-kecil dan pemainnya banyak. Kedua, hasil tembakau, itu banyak yang ilegal," tuturnya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Sementara itu, lanjutnya, untuk kategori bahan pokok, tekstil, dan produk tekstil masih menduduki peringkat tertinggi. Produk ini diikuti oleh penyelundupan tembakau.
"Tapi kalau barang pokok yang tiga besar itu, TPT, hasil tembakau, itu rata-rata di Jawa dan daerah konsumen di Sumatera-Jawa," ungkapnya.
Mengutip data Ditjen Bea Cukai, berikut adalah data penindakan dari Januari hingga 2 Mei 2017:
- Surat Bukti Penindakan: 8.985
- Perkirakan Nilai Barang: Rp2,5 triliun
- Penindakan Tekstil dan Produk Tekstil: 503 (Rp131 miliar)
- Penindakan Beras: 22 (Rp25 juta)
- Penindakan Bawang: 71 (Rp22 miliar)
- Penindakan Gula: 56 (Rp1,3 miliar)
- Penindakan Daging: 15 (Rp50 juta)
- Penindakan Hasil Tembakau: 1.327 (Rp89 miliar)
- Penindakan Minuman Mengandung Etil Alkohol: 415 (Rp16 miliar)
- Penindakan NPP: 79 (Berat 238,9 kg)





loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

loading...