GNPF MUI: Aksi Bela Islam 55 adalah Puncak, Kami Hanya Meminta Independensi Hakim




Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) menyatakan aksi yang akan digelar hari ini merupakan puncak aksi dari rangkaian aksi-aksi sebelumnya.

"Ini adalah puncaknya, sejumlah tokoh akan hadir, Aa Gym, dan Ustdz Arifin Ilham," kata anggota Tim Advokasi GNPF, Kapitra Ampera saat dihibungi CNNIndonesia.com, Jumat (5/5).

Namun, ketika ditanya apakah tidak akan ada aksi-aksi selanjutnya, Kapitra hanya menjawab, "Dari GNPF ini puncaknya, fokus saja hari ini."



Kapitra mengatakan, GNPF tidak pernah meminta hakim menjatuhkan hukuman kepada Ahok. Kapitra mengatakan, ada dua poin utama yang akan diserukan dalam aksi hari ini. Pertama, adalah menuntut independensi hakim dalam perkara penodaan agama dan kedua, meminta hakim agar memutus perkara sesuai dengan fakta persidangan dan hati nurani.

Tuntutan yang dijatuhkan jaksa penuntut umum kepada terdakwa kasus dugaan penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dinilai Kapitra tidak sesuai dengan fakta-fakta persidangan.

Ahok dituntut satu hukuman penjara dengan masa percobaan dua tahun karena melanggar pasal 156 KUHP tentang pernyataan perasaan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia.

Jaksa menilai Ahok tidak menodai agama atas pernyataannya yang mengutip surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu, Jakarta.



"Kami hanya meminta independensi hakim," katanya.

Dalam aksi ini, massa GNPF, menurut Kapitra juga akan tertib dalam mengikuti aksi. Karena nantinya, hanya perwakilan GNPF yang akan menemui wakil dari Mahkamah Agung.

"Sudah ada batas-batasnya, mana yang boleh dilewati dan mana yang dilarang, forbidden Zone. Kalau hanya boleh sampai Markas Besar Angkatan Darat, ya kami akan patuh," kata dia,

Aksi Bela Islam 55 merupakan aksi kesekian kali yang dilakukan GNPF setelah kasus dugaan penistaan agama mencuat. Aksi Bela Islam pertama digelar 14 Oktober 2016.

Setelah itu, muncul rangkaian Aksi Bela Islam, 4 November 2016 yang lebih dikenal dengan aksi 411, aksi 212, aksi 313, dan terakhir aksi 28 Maret lalu.


loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

loading...