"Banjir" Karangan Bunga di Polri, FUI Sebut Upaya Gembosi Aksi 505


Aktivis Front Umat Islam (FUI) Bernard Abdul Jabbar menilai aksi kirim karangan bunga anonim ke Mabes Polri dan Polda Metro Jaya merupakan upaya pengembosan terhadap gerakan yang dituduh radikal.
Yakni, aksi 505 yang dilakukan pada 5 Mei 2017. Di mana, tujuan aksi tersebut adalah mendorong majelis hakim agar menghukum terdakwa penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seberat-beratnya
"Ini kan memang sesuatu hal yang sebenarnya sudah jauh-jauh hari (diprediksi) bahwa akan terjadi berbagai pengembosan," katanya kepada Okezone, Rabu (3/5/2017).
Dalam ucapan karangan bunga anonim ke Mabes Polri yang menyebutkan keberhasilan Polri menumpas kelompok radikal justru menjadi pertanyaan Bernard.
"Adanya karangan bunga yang dikirimkan ke Polri ini kan sebenarnya apa? Apa atas keberhasilan Polri meringkus atau melakukan upaya penangkapan terhadap orang-orang yang dianggap radikal," ujarnya.
"Menurut saya, ini sebagai untuk menaikan citra Polri itu sediri yang selama ini di mata masyarakat sudah menurun kepercayaan, keberpihakan Polri ke golongan tertentu dan kekuasaan ini sudah rahasia umum," imbuhnya.
Saat disinggung, apakah FUI setuju penegak hukum memberantas kelompok radikal, Bernard dengan tegas menjawab, bahwa dalam syariat Islam menyatakan, kekerasan dan radikalisme dilarang.
"Kalau kelompok radikal terosis Islam tidak mengajarkan, kita setuju dengan itu (pemberantasan kelompok radikal)," tutupnya.



loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...