Zakir Naik: Soal Kepemimpinan, Muslim Jauh Lebih Baik daripada Non-muslim



Cendekiawan Muslim asal India, Zakir Abdul Karim Naik bertemu dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di Gedung DPR RI, Jumat (31/3/2017). Zakir yang akan memulai safari dakwahnya di Indonesia pada 1 April itu membahas sejumlah hal yang berkenaan dengan bidangnya, salah satunya yakni mengenai agama Islam dan politik.
“Islam adalah suatu panduan hidup. Itu memberikan segala hal. Tidak hanya salat, puasa, haji, apa yang bisa dimakan, apa yang tidak bisa dimakan, tapi bagaimana berbisnis, memerintah kota, negara,” ujar Zakir kepada pewarta usai berdialog dengan Ketua MPR.
Tak ketinggalan Zakir Naik turut ‘menyumbang’ tafsir terhadap surat Al-Maidah ayat 51 yang hangat diperbincangkan di Indonesia atas kasus penistaan agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Pria yang juga merupakan dokter medis itu menjelaskan, Al-Maidah ayat 51 menegaskan kepada umat Islam agar tidak menjadikan nonmuslim sebagai ‘Auliya’.
Auliya sendiri memiliki dua arti. Pertama, Auliya berarti pelindung, dan kedua Auliya berarti teman. “Itu bukan berarti kita tidak boleh bicara dengan mereka. Artinya, apabila kita menjaga persahabatan, itu tidak masalah,” kata Zakir Naik.
Namun pria yang juga memiliki stasiun televisi dakwah, Peace TV itu berpandangan bahwa muslim harus menjadikan sesama muslim sebagai pelindungnya.
“Sebagai pelindung, Islam mencari perlindungan kepada Allah. Sebagai pelindung, Alquran bilang hanya muslim, karena kalau tidak melakukan hal ini kita tidak dapat bantuan pertolongan,” ungkapnya.
“Alquran bilang Allah melarang berbuat tidak adil kepada nonmuslim. Tapi untuk pelindung, auliya, apabila ada pilihan orang Islam, soal kepemimpinan muslim jauh lebih baik daripada nonmuslim,” pungkasnya.


loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...