Novel Mengaku Merasa Dibuntuti Selama Beberapa Pekan Sebelum Disiram Air Keras



Rina Emilda kaget bukan kepalang saat tetangganya memberi tahu, suaminya yakni Novel Baswedan dibawa ke rumah sakit karena diserang orang dengan air keras.

Tanpa sempat berpamitan kepada keempat anaknya, Rina Emilda, buru-buru berganti baju dan memacu mobilnya ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (11/4/2017) pagi.

Kabar dari tetangga membuatnya panik dan segera ingin memastikan kondisi sang suami yang kembali menjadi korban teror.

Kali ini, wajah suaminya disiram air keras oleh dua orang bermotor ketika pulang salat Subuh dari Masjid Al-Ihsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta.

Teriakan Novel yang cukup keras terdengar oleh anak-anaknya di rumah dan para anggota jemaah masjid yang langsung datang menolong.

Rina tak menyangka pagi itu merupakan jawaban dari kegelisahan suaminya yang merasa dibuntuti selama beberapa pekan terakhir.

Novel sempat bercerita mengenai orang asing yang selalu hilir mudik di depan rumahnya. Rina juga melihat orang asing itu dari kamera pemantau (CCTV) yang dipasang di bagian depan rumah.

Bahkan, warga juga secara sukarela memotret orang asing yang sering wara-wiri di depan rumah menggunakan sepeda motor.

"Warga di sini sangat guyub. Setelah berbagai kejadian, warga dengan sendirinya ikut menjaga. Tiap ada orang yang bukan warga sini dan lewat di depan rumah kami lebih dari dua kali pasti langsung dipotret," tutur Rina ketika ditemui beberapa hari pasca kejadian, di rumahnya Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Menghadapi situasi semacam ini, Rina hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT seperti pesan suaminya.

Entah sudah berapa kali Rina merasa takut dan khawatir setiap suaminya berangkat bekerja, membongkar korupsi yang menyeret nama-nama besar.

"Secara manusiawi, rasa takut dan khawatir itu ada. Namun, semuanya sudah saya pasrahkan dan bergantung kepada Allah," ujarnya.

Tak Mau Dikawal

Selama perjalanan rumah tangganya, Rina mengungkapkan, Novel tidak berhenti membesarkan hatinya serta mengingatkan kepadanya dan anak-anak tentang risiko pekerjaan yang dapat diterimanya sewaktu-waktu.

Anak-anaknya pun sudah cukup paham atas kejadian yang menimpa ayahnya sehingga tidak banyak pertanyaan yang keluar saat Rina sibuk harus bolak-balik ke rumah sakit.

Sosok Novel, penyidik KPK di mata istrinya adalah orang yang teguh pendirian dan susah dibelokkan prinsipnya.

"Sudah berkali-kali diingatkan, tetapi kalau sudah menjadi prinsip susah untuk diubah. Dia tidak pernah mau dikawal. Diminta untuk tidak pulang terlalu larut, dia juga tidak mau. Diminta untuk dibekali senjata, katanya senjatanya hanya 'Bismillah'. Oleh karena takdir itu tidak akan salah, semua rencana-Nya, insya Allah hasilnya baik," papar Rina.

Beberapa kasus besar yang ditangani Novel sejak 2011 adalah korupsi Wisma Atlet SEA Games, Palembang. Kemudian, suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.

Juga kasus korupsi simulator SIM yang menyeret mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo dan membuat Novel dijadikan tersangka atas penembakan tersangka pencurian sarang burung walet saat ia bertugas di Bengkulu pada 2004.

Mencurigakan

Adzan Subuh yang bergema dari Masjid Al Ihsan tak membuat dua orang mencurigakan tergerak untuk ikut salat.

Dua orang tersebut malah tetap duduk di depan pelataran masjid yang tertutup oleh atap. Kehadiran orang tak dikenal itu terjadi dua hari sebelum Novel Baswedan, disiram air keras.

Tukang ojek, Istaqim yang kerap mangkal tak jauh dari rumah Novel, menduga dua orang tersebut adalah pelaku yang menyerang Novel.

"Orang yang satu pakai helm full face, yang satu tidak. Yang satu rambutnya Ikal," ujar Istaqim kepada Tribun di Masjid Al Ihsan.

Menurut Istaqim, dalam dua hari terakhir sebelum kejadian, dua orang tersebut kerap duduk di depan masjid. Namun keduanya tidak pernah ikut salat.

Pengurus Masjid, Khudori, mengaku tidak menaruh curiga kepada kedua orang tersebut. Karena daerah tersebut selalu ramai ketika waktu salat.

"Ya biasa, memang di sini ramai jadi kalau ada orang lain, biasa saja. Tapi kita tahu kalau ada orang yang bukan dari sini," ujar Khudori.

Kedua orang tersebut sempat berkeliling dan meninggalkan motornya di depan masjid. Menurut Istaqim, saat kejadian dua orang yang diduga pelaku menggunakan motor yang berbeda.

Saat kejadian, dua orang tersebut kembali tiba di Masjid Al Ihsan. Mereka duduk di seberang masjid yang tertutup mobil milik warga.

Khudori sempat kaget ketika Novel yang pamit lebih dulu setelah salat subuh, kembali ke masjid. Novel teriak dan berlari menuju keran air di tempat wudhu untuk membasahi mukanya.

Khudori mengatakan bahwa Novel mengetahui bahwa air dapat mengurangi efek dari air keras.

"Ya mungkin dia pengalaman pas jadi polisi, jadi tahu caranya pakai air," jelas Khudori.[tn]

loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

loading...