Kemenangan Seluruh Rakyat Jakarta
SEMENTARA Mabes TNI akan tempuh jalur hukum menuntut wartawan asing bikin berita fitnah tentang Panglima TNI restui kudeta, Wapres Jusuf Kalla memprotes sejumlah media asing memberitakan kemenangan Anies-Sandi sebagai kemenangan kelompok Islam garis keras.
JK bahkan memprotes pemberitaan itu langsung kepada Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence. "Tadi saya ketemu Wakil Presiden Mike Pence saya bilang bahwa tidak adil ini media luar karena yang menang yang banyak didukung oleh teman-teman organisasi Islam dan sebagainya dianggap garis keras yang menang," ujarnya saat memberikan sambutan dalam peluncuruan buku Takziah Muhammadiyah untuk KH A Hasyim Muzadi di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng Raya 62, Jakarta, Kamis (20/4).
Kepada Pence, JK menyebut bahwa sosok Anies Baswedan merupakan cerminan tokoh Islam moderat yang paling lembut. Menurutnya, siapapun yang terpilih dalam proses demokrasi merupakan cermin demokrasi itu sendiri. Pemenangnya, kata JK adalah demokrasi itu sendiri. "Siapapun apakah itu dipilih mau ringan atau keras tetap demokrasi. Tidak ada bedanya. Mudah-mudahan semua dapat dipahami bahwa yang menang itu demokrasi. Kita hormati semuanya," pungkasnya.
Sejumlah media asing menulis bahwa kemenangan Anies-Sandi versi hitung cepat merupakan kemenangan kelompok Islam garis keras atas kelompok moderat. Salah satunya, media asal Amerika Serikat, Wall Street Journal, yang menulis Anies-Sandi menang karena didukung Islam garis keras. Kenyataan bahwa yang menolak pemberitaan media asing menyebut kemenangan Anies-Sandi sebagai kemenangan kelompok Islam radikal kebetulan adalah seorang tokoh wakil presiden yang beragama Islam membuka peluang untuk menyatakan bahwa penolakan tersebut tidak obyektif.
Maka dalam kesempatan ini saya sebagai seorang rakyat Indonesia yang kebetulan bukan pejabat dan bukan muslim menyatakan bahwa pemberitaan kemenangan Anies-Sandi sebagai kemenangan kelompok Islam garis keras merupakan karya jurnalistik garis tidak tabayyun. Namun saya dapat mengerti bahwa media asing tidak tabayyun sebab sebagai bukan media Indonesia wajar apabila mereka tidak mengerti apalagi menunaikan jurnalistik tabayyun.
Media yang paham jurnalistik tabayyun pasti sadar kenyataan bahwa kemenangan Anies-Sandi bukan kemenangan kelompok agama tertentu belaka sebab para pendukung Anies-Sandi bukan terbatas umat agama Islam namun juga Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu termasuk juga aliran kepercayaan .
Terasa kurang tepat mengatagorikan para tokoh nasionalis seperti Hashim Djojohadikusumo, Kwik Kian Gie, Lieus Sungkharisma, Hary Tanoesoedibyo, Kobalen sebagai kaum Islam garis keras. Media tabayyun pasti memberitakan kenyataan bahwa kemenangan Anies-Sandhi lebih benar disebut kemenangan rakyat Jakarta yang tidak setuju penggusuran rakyat secara melanggar hukum, HAM, Agenda Pembangunan Berkelanjutan, sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Media aliran jurnalistik tabayyun pasti memberitakan berdasar kenyataan bahwa kemenangan Anies-Sandi bukan kemenangan terbatas sekelompok kelompok tertentu belaka, namun kemenangan seluruh rakyat Jakarta. Jangan pecah belah rakyat Jakarta!
Penulis adalah anggota Dewan Penasehat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI)[rmol]
loading...
loading...