Wow! BPS: Awal 2017 Indonesia Impor Beras 14 Ribu Ton
Pemerintah mengklaim sudah tidak melakukan impor beras karena suplus. Namun klaim tersebut bertolak belakang dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dua hari lalu. BPS mencatat sepanjang Januari-Februari 2017 impor beras mencapai 14.473 ton dengan nilai 11,94 juta dolar AS. Impor tersebut naik jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2 ribu ton dengan nilai 1,08 juta dolar AS.
Impor beras terbesar berasal dari Pakistan 6.500 ton senilai 2,19 juta dolar AS, disusul India 3.510 ton senilai 1,27 juta dolar AS, China 2.213 ton senilai 7,33 juta dolar AS, Thailand 1.500 ton senilai 891 ribu dolar AS, dan Vietnam 750 ton senilai 247 ribu dolar AS.
Impor paling banyak masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok 7.250 ton, Pelabuhan Tanjung Perak 5.723 ton, Pelabuhan Belawan 1.000 ton, dan Pelabuhan Bitung 500 ton.
Selain impor beras, BPS juga mencatat impor jagung sebanyak 68.883 ton senilai 15,26 juta dolar AS, kedelai 591.413 ton senilai 266,38 juta dolar AS, biji gandum dan mesi 1,62 juta ton senilai 359 juta dolar AS, dan tepung terigu sebesar 10.009 ton senilai 2,99 juta dolar AS.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Sugiyono Madelan menilai, data BPS menunjukkan Indonesia belum swasembada beras dan jagung. "Sebaiknya transparan saja. Karena, pemahaman kami swasembada itu tidak impor," kata Sugiyono kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dia curiga pemerintah mengklaim swasembada karena merujuk definisi organisasi pangan dan pertanian dunia (Food and Agriculture Organization/FAO). Lembaga tersebut menganggap negara yang melakukan impor pangan kurang dari 5 persen, sudah disebut swasembada.
Menurutnya, sah-sah saja pemerintah menggunakan definisi swasembada versi FAO. Namun demikian, dia meminta pemerintah melakukan sosialisasi agar tidak terjadi kebingungan di masyarakat. Selain itu juga, untuk menghidari kerancuan data pangan.
Seperti diketahui, data impor beras pada tahun lalu juga memicu polemik. Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan sudah tidak ada impor beras untuk konsumsi masyarakat. Hanya saja, masih ada impor beras premium untuk kebutuhan restoran dan perhotelan.
Belum lama ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan bahwa produksi gabah tahun 2016 mencapai 79 ton, melebihi target yang ditetapkan sebanyak 75 ton. ***
sumber : rmol
loading...
loading...