Penggagas Agama Baru, Sabar Nababan : Saya Waras, Saya Hanya Dijebak Masuk RSJ
Penggagas agama Angkasa Nauli, Sabar Nababan dengan tegas membantah dirinya gila, meski diakuinya dia pernah masuk rumah sakit jiwa di RSJ Mutiara Sukma, Mataram.
“Saya memang pernah masuk RSJ, tapi karena dijebak. Satu minggu saya disana,” tegasnya kepada RadarLombok (grup pojoksumut).
Sabar menegaskan, dirinya tidak pernah mengalami sakit jiwa. “Saya waras, saya hanya dijebak masuk RSJ,” ujarnya.
Saat ini, Sabar tetap menunggu izin dari Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk agama barunya.
Sementara itu, Kepala Bangkesbangpoldagri NTB, HL Syafi’i telah melayangkan surat ke Rektor Unram Prof Sunarpi agar memediasi yang bersangkutan untuk menghapus semua akun yang sudah beredar di media sosial dan mengistirahatkan Sabar Nababan dari kegiatan mengajar selama masih dalam perawatan. ” ‘’ Kita telah melakukan penelusuran terkait, statusnya dan riwayat hidupnya,’’ ujarnya.
Syafi’i menyebut ditemukan surat rujukan dari dokter Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB Nomor 445.2/1629/IV/RSJ-MS tanggal 18 April 2015 bahwa yang bersangkutan mengalami penyakit gangguan jiwa (Skizofrenia). Dikatakan Syafi’i, Sabar Nababan diketahui dua kali gagal dalam menyelesaikan studi S3 di Thailand dan Denmark disebabkan karena menderita gangguan jiwa.
Sabar Nababan adalah anggota aktif jemaat Gereja HKBP Mareje, Mataram. Aliran/agama yang dipublikasikan melalui akun media sosial adalah hasil halusinasi yang bersangkutan, sehingga yang dicantumkan sebagai pengikutnya adalah orang-orang yang sering berhubungan dengannya dari etnis Batak dan pemeluk Kristen.
Syafi’i menyebutkan, telah melakukan pertemuan bersama Ketua MUI, Ketua FKUB, Ketua FKDM, Ketua FPK, Kabinda NTB, Bimas Kristen Kanwil Kemenag NTB, Pembantu Rektor III Unram, Pimpinan Gereja HKBP Mataram, serta Ketua Pendeta Mataram. Dari pertemuan itu direkomendasikan kepada pihak keluarga untuk memberikan perawatan khusus kepada yang bersangkutan di RSJ.
Saat ini, kepolisian juga akan berkoordinasi dengan pihak rektorat dalam hal ini adalah Universitas Mataram (Unram) tempat Sabar Nababan mengajar. Hal ini dikarenakan status Sabar Nababan sebaga dosen aktif. ” Kita akan koordinasi dengan pihak rektorat. Nanti ada saatnya,’’ ungkap Kapolres.
Selain itu, koordinasi juga akan dilakukan dengan wali gereja dan Kementerian Agama. ” Karena itu kan ada beberapa simbol-simbol agama Kristen. Untuk itu, nanti akan kita koordinasikan dengan pihak gereja dan departemen agama untuk memastikan agama yang dia deklarasikan itu menyalahi atau tidak,” katanya.
Dari penelusuran sementara yang dilakukan. Ajaran Agama Angkasa Nauli ini belum ada yang ditemukan sebagai pengikut. Untuk itu, Kapoles berharap kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi. Selain itu juga agar jangan terpengaruh paska deklarasi Agama Angkasa Naulimelalui media sosial ini. ” Mari kita menjaga keamanan dan ketertiban khususnya di Kota Mataram ini. Walaupun sudah ada di media sosial, saya harap masyarakat tidak terpengaruh,” ungkapnya.
Tidak ketinggalan, rumah atau tempat tinggal Sabar Nababan di perumahan Kodya Asri, Kelurahan Jempong Baru tetap dalam pengawasan kepolisian. ‘’ Rumahnya tidak ada masalah, tetap kita monitor,’’ katanya.[psi]
loading...
loading...