Begini Nasib Warga Teluk Jambe Hingga Akhirnya Berjalan Kaki Untuk Mengadu Ke Presiden



Ratusan warga Teluk Jambe, Karawang Jawa Barat menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki menuju Jakarta untuk mengadukan nasib mereka kepada Presiden Joko Widodo.

Ratusan warga yang kini ditampung Muhammadiyah di Masjid Al Istiqomah Wa Hayatuddin, Tanah Abang, Jakarta, menceritakan perjalanan perjuangan mereka hingga akhirnya terdampar di Jakarta. Semuanya berawal dari konflik dengan PT Pertiwi Lestari.

Warga Teluk Jambe sudah sekian lama, sejak tahun 1960-an menempati lahan mereka. Lahan tersebut sudah didiami semenjak masih hutan belukar dan belum ada tanaman sama sekali. Warga kemudian memanfaatkan lahan tersebut untuk bertani dan bercocok tanam.

"Kami sudah disana sejak hutan belukar, masih banyak bagong (babi hutan)," ujar Rahman kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa, (21/3).

Warga secara turun temurun menggarap lahan di desa Wanajaya Teluk Jambe hingga kemudian tahun 1998, tiba-tiba perusahaan pengembang PT Pertiwi Lestari masuk ke wilayah mereka dengan mengklaim lahan tersebut sudah menjadi milik mereka.

PT Pertiwi Lestari berkepentingan dengan lahan warga untuk membangun industri.

Karena klaim atas lahan warga, PT Pertiwi Lestari akan menyampaikan ke warga akan memberikan uang pengganti (kerohiman) atas lahan warga sebesar Rp. 30 juta. Warga tentu saja menolak. 

Bahkan menurut Rahman, kerohiman sebesar itu diberikan pihak pengembang tanpa mengukur luas lahan milik masing-masing warga alias pukul rata.

Persis dengan metode para pengembang lainnya jika ingin menggusur lahan warga, iming-iming kerohiman tentu saja dibarengin dengan intimidasi agar warga mau menerima uang tersebut.

"Sudah ada warga yang akhirnya mau nerima duit itu. Karena ditakuti mau dibuldoser. Tiap hari intel berdatangan di desa. Masuk kerumah bujuk warga agar mau terima," beber Rahman.

Warga Teluk Jambe lainnya menyampaikan, mereka akan terus berjuang di Jakarta dan tidak tahu kapan kembali ke Karawang lantaran rumah dan lahan pertanian mereka sudah dihancurkan oleh PT Pertiwi Lestari yang berkolaborasi dengan Pemerintah Karawang dan oknum kepolisian Karawang.

Di desa, mereka terus menerus diintimidasi yang tak jarang berujung kekerasan. Banyak warga Teluk Jambe yang dipaksa diangkut oleh polisi dengan kekerasan di depan anak-anak dan istri mereka karena melawan untuk dieksekusi lahannya.

Warga yang tergabung dalam Serikat Tani Teluk Jambe Bersatu (STTB) dibantu oleh PP Muhammadiyan akan terus melakukan aksi di depan Istana Negara hingga keinginan mereka bertemu dengan Presiden Jokowi terkabul.

Sampai sekarang mereka belum bisa bertemu Presiden Jokowi.[rmol]

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...