Minta Polisi Lakukan Pengusutan, Habiburokhman Duga Ada Provokator Pemukulan Jurnalis
"Massa sebanyak itu bisa saja ada provokator," ujarnya di Kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (12/2).
Habiburokhman menilai, hal itu sengaja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. "Kita curiga mungkin ada orang yang berniat merusak citra umat yang berdemo, masuk ke dalam," sebut dia.
Ketika ditanyakan salah seorang yang memukul wartawan menggunakan peci berwarna putih-hijau bertuliskan FPI di sampingnya, Habiburrokan mengatakan, belum bisa dipastikan apakah benar dia anggota dari ormas yang dipimpin Rizieq Shihab itu.
"Kita nggak tau, gimana kita mastikan dia anggota (kita) apa bukan. Karena pake peci, siapapun bisa pakai peci (kita)," tegasnya.
Untuk memastikannya, Habiburokhman mempersilakan agar pihak kepolisian mengusut tuntas kasus kekerasan itu. Apalagi, pasti ada rekaman CCTV saat kejadian terasebut.
Siapapun yang melakukan kekerasan terhadap para jurnalis tersebut, dia minta segera ditangkap. "Silakan saja diusut yang melakukan, apa motifnya, dan pidana itu kan. Pertangungjawabannya personal, perorangan. Jadi silakan usut, nggak ada masalah," pungkasnya.
Sebelumnya, kasus kekerasan itu bermula saat dua jurnalis Metro TV, Desi Bo (reporter) dan Ucha Fernandes (kameraman), sedang meliput aksi 11 Februari 2017 atau dikenal dengan naka aksi 112, pada pukul 11.00 WIB di sekitar Masjid Istiqlal, Jakarta. Karena mengetahui kedua jurnalis dari Metro TV, tiba-tiba dari kerumunan massa mengusir mereka.
Dari keterangan yang dikumpulkan, kedua jurnalis Metro TV saat itu mengambil gambar di depan pintu masuk Al Fatah Masjid Istiqlal di sisi timur laut, seberang Gereja Katedral. Belum sempat masuk, terdengar suara dari belakang “Usir Metro TV... usir Metro TV.” Keduanya digiring oleh massa dan dicaci maki, di intimidasi, dan diminta keluar dari lingkungan masjid.
Ucha Fernandes dipukuli di bagian perut, leher, dan kaki. Sedangkan kepala Desi dipukuli pakai bambu dan terluka. Setelah babak belur, keduanya bisa dikeluarkan dari kerumuman massa.
Juru kamera Global TV Dino juga diintimidasi saat meliput aksi tersebut. Dia dituduh tidak sopan saat menyebut nama pemimpin Front Pembela Islam Rizieq Sihab, tanpa menyertakan sebutan 'Habib'. Massa memaksa dia untuk menambahkan kata 'Habib' saat menyebut Rizieq Shihab. Kasus lainnya, pada Jumat malam, 10 Februari 2017, mobil Kompas TV diusir oleh massa '112' dari lingkungan Masjid Istiqlal
sumber : jawapos
loading...
loading...