Tidak Menjawabnya Ahok soal Godaan Maju Pilpres 2019


Pertanyaan pamungkas dari moderator saat debat perdana pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017 tidak mudah begitu saja dijawab oleh calon gubernur dan wakil gubernur.

Godaan untuk maju atau tidak dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2019 tidak dijawab oleh calon gubernur Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Pasangan Ahok, Djarot Saiful Hidayat yang "mengeksekusi" pertanyaan tersebut berdalih tidak mesti Ahok yang menjawab. Dia berbagi tugas dalam menjawab pertanyaan, termasuk ketika sang moderator bertanya,” Jika nanti Anda terpilih selama lima tahun, siapkan Anda untuk tidak tergiur atau maju dalam pilpres 2019?”

Tidak menjawabnya Ahok menurut Sekretaris Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily tidak menjadi soal dan sama saja. Bagi Ace, jawaban Djarot juga merupakan jawaban Ahok. Ahok, kata Ace, justru memberi kesempatan kepada Djarot untuk menjawab pertanyaan terakhir.

Ace mengklaim dengan begitu jadi jelas bahwa Ahok akan berkonsentrasi penuh dan fokus untuk menuntaskan kepemimpinannya selama periode lima tahun ke depan.

Berbeda dengan dalih Djarot dan Ace, anggota Tim Pemenangan Ahok-Djarot Bidang Data dan Informasi Eva Kusuma Sundari mengakui bahwa pertanyaan tersebut sebenarnya memang tidak gampang untuk dijawab Ahok. 

Ahok oleh Eva dianggap tahu diri. Ahok dalam posisi yang tidak bebas menjawab karena proses hukum pada diri Ahok dalam kasus penistaan agama sedang bergulir di pengadilan sehingga yang paling aman bagi Ahok adalah dengan posisi tidak menjawab. 

Bagi Eva apapun jawabannya takut mempengaruhi keputusan hukum yang nantinya mungkin bisa berdampak pada tekanan massa di pengadilan. “Dia (Ahok) tersandera dengan status (terdakwa) yang belum putus.” 

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat hanya Ahok yang tidak berani komitmen untuk tidak akan meninggalkan Jakarta pada 2019 bila terpilih nanti.

Hendri mencermati hal tersebut merupakan penutupan debat yang antiklimaks bagi pasangan petahana. “Itu antiklimaks dari performa Ahok sepanjang debat. Komitmen memimpin Jakarta sampai tuntas adalah hal penting bagi warga Jakarta,” ujar Hendri kepada CNNIndonesia.com, Minggu (15/1).

Dia menggarisbawahi tindakan Ahok yang tidak berani komit menjadi catatan penting. Bagi Hendri pertanyaan tersebut saat debat adalah pertanyaan sederhana sehingga harusnya Ahok berani menjawab, bukan Djarot, seperti pada dua pasangan lainnya yang memberi jawaban adalah cagubnya.

“Anies dan Agus mau menjawab, komit, tapi Ahok tidak. Pemimpin tidak boleh mengharapkan jabatan dari jauh hari, belum tentu momentum politik kelak akan mendekati dia,” kata Hendri.

Hendri juga tidak melihat ada hubungan bila Ahok dikatakan tahu diri dan mencari posisi aman dengan tidak menjawab terkait dengan statusnya sebagai terdakwa dalam perkara dugaan penistaan agama. “Kalau gara-gara tahu diri terus kemudian Ahok tidak mau menjawab berarti Ahok sudah mengaku bersalah.” 

sumber : cnn




loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

loading...