Pemeriksaan Habib Rizieq Ricuh, KAHMI: Kapolda Harus Tanggung Jawab
Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) menyesalkan kericuhan pascapemeriksaan Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab Kamis (12/1) lalu. Presidium KAHMI Jawa Barat, Aldwin Rahadian mengatakan, peristiwa tersebut merupakan bentuk kegagalan Polda menjaga kondusifitas di Tanah Sunda.
"Kami sangat menyayangkan. Peristiwa ini telah menganggu kondusifitas bukan hanya Kota Bandung, tetapi beberapa daerah lain di Jabar. Peristiwa ini menjadi preseden buruk bagi Polri khususnya Polda Jabar karena dikhawatirkan bisa memantik konflik horizontal yang lebih luas," kata Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jabar Aldwin Rahadian, di Bandung (15/1).
Aldwin mengungkapkan, saat Irjen Pol Anton Charliyan dilantik sebagai Kapolda Jabar oleh Kapolri 16 Desember silam, masyarakat Jabar berharap kondusifitas yang terbangun selama ini di Jabar bisa terjaga. Kapolda, kata dia, harus bisa menjadi mitra masyarakat, berdiri di semua golongan, dan tidak berpihak. Ia mengklaim, mayoritas masyarakat Jabar kecewa dengan kinerja Kapolda yang baru.
"Belum genap sebulan dilantik, Kapolda Jabar sudah gagal menjaga kenyamanan dan ketentraman masyarakat Bandung dan Jawa Barat. Padahal pemeriksaan ini sebuah hal biasa yang harusnya bisa berjalan tertib. Tetapi karena kurangnya sikap profesionalisme dari Kapolda Jabar, peristiwa memalukan ini bisa terjadi," tukasnya.
Aldwin mencermati ada konflik kepentingan yang terjadi saat kericuhan antara massa FPI dengan GMBI dimana Kapolda Jabar menjadi pembinanya. Secara moral, lanjut Aldwin, Kapolda harus bertanggungjawab karena organisasi binaanya terlibat dalam kericuhan ini. "Secara moral Kapolda harus meminta maaf kepada warga Jabar atas kericuhan ini," tegasnya.
sumber : jawapos
loading...
loading...