Muhammadiyah: NKRI Anak Kandung Umat Islam Indonesia
Dipolisikannya bendera merah putih yang bertuliskan Kalimat Tauhid membuat prihatin para ulama dan umat Islam. Pasalnya, ada ketimpangan dan ketidakadilan dalam perlakuan di depan hukum.
“Tokoh-tokoh ulama seperti Ki Bagus Hadikusumo, Kiai Wahid Hasyim, Kasman Singodimejo, Mohammad Natsir, Hamka dan lain-lain, selalu berupaya keras membingkai Pancasila dalam semangat Tauhid Islam agar tidak keluar jalur dasar agama sebagai kompensasi dihapusnya tujuh kata dari Piagam Jakarta, 22 Juni 1945. Hal itulah yang menjamin penerimaan kaum muslimin terhadap eksistensi Pancasila dan negara bangsa bernama NKRI ini,” jelas Fahmi Salim, MA, dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah saat mengisi ceramah di Masjid Jami Padang Luar Agam dalam kegiatan Gerakan Subuh Berjamaah Spirit 212 belum lama ini.
Dalam acara ini, Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat ini menyayangkan sikap pihak aparat. Menurutnya, Bendera Merah Putih yang bertuliskan Kalimat Tauhid bukanlah pelecehan dan atau ancaman makar dari sebagian kecil umat Islam.
Dalam tinjauan ilmu lambang dan semiotika, tulisan itu memiliki tujuan dan makna simbolis agar merah putih, NKRI dan negara bangsa yang besar ini kembali kepada fitrah Tauhid-nya seperti yang sejak awal digagas dan ditanamkan oleh para tokoh ulama pendiri NKRI.
Menurutnya, tulisan Tauhid dalam bendera merah putih bukanlah tindakan kriminal. Namun ia adalah suatu simbol nasehat dan peringatan agar elit negara ini beserta seluruh stake holders NKRI untuk menghormati ruh Islam dalam berbangsa dan bernegara yang kini mulai ditinggalkan dan bahkan dimusuhi oleh oknum tertentu.
“Umat Islam Indonesia sebagai orang tua kandung NKRI akan tetap selalu membimbing dan mendoakan kebaikan bagi anak kandungnya yaitu NKRI siang malam dengan terus menerus berdakwah amar makruf nahi munkar, meluruskan kiblat bangsa yang mulai menyimpang dari haluan Tauhid. Sebagai orang tua kandung yang melahirkan anak NKRI tetap menyayangi dan menjaga nama baik anaknya meskipun sang anak akibat ulah segelintir oknum ingin dipisahkan dan dijauhkan dari pelukan cinta dan doa tulus orang tua kandungnya,” lanjutnya.
Ia mengeskan, sekali lagi tidak boleh ada satupun pihak yang meragukan loyalitas umat Islam terhadap persatuan NKRI.
“Tidak boleh ada satupun pihak yang menghalalkan segala cara untuk memisahkan sang anak NKRI dari orang tua kandungnya yaitu umat Islam Indonesia, tidak boleh lagi ada yang menistakan apalagi meminggirkan umat Islam Indonesia dari ikhtiyar memperbaiki dan meluruskan kiblat bangsa agar tidak jatuh ke pangkuan komunisme, liberalisme, radikalisme dan otoritarianisme sekuler,” ujarnya.
Masalahnya, mengapa ada perbedaan perlakuan dengan para fans Band Metallica yang manggung di Jakarta yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, juga foto fan Iwan Fals dan organ OI-nya, LSM Oase Syiah, dan Bendera Merah Putih yang dirobek serta dibakar oleh gerakan separatis OPM.
“Mengapa ketika itu Kepolisian diam bungkam dan tidak memperkarakannya? Lalu kenapa ketika bertuliskan Tauhid langsung diperkarakan?”.
sumber : hidayatullah
loading...
loading...