Jokowi dianggap gagal, mahasiswa PMII shalat gaib dan bakar keranda


mediankri.net Kecewa dengan Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, ratusan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura, Surabaya, Rabu siang (11/1).

Dalam aksinya, para demonstran sempat menggelar Salat Gaib berjamaah sebagai simbol matinya hati nurani pemerintah. Mereka juga membakar replika keranda mayat sebagai simbol perlawanan.

Sempat terjadi ketegangan antara mahasiswa dengan polisi yang bersiaga mengamankan jalannya aksi. Namun tidak sampai terjadi bentrok fisik. Hanya adu mulut dan dorongan-dorongan.

Insiden itu bermula, saat para demonstran ingin menemui sejumlah wakil rakyat di dalam gedung usai menggelar Salat Gaib. Saat itu, hanya ada empat perwakilan dewan dan sejumlah personel polisi masuk di tengah-tengah massa.

Para demosntran menolak. Mereka hanya ingin bertemu dengan seluruh perwakilan fraksi, bukan empat perwakilan. Tak urung, terjadilah adu mulut antara dua kubu. Sempat juga adu dorong, hingga akhirnya para demonstran berhasil mengusir polisi dan empat perwakilan dewan keluar barisan.



Karena marah, para demonstran melempar gedung dengan tomat busuk. Tapi ratusan personel polisi yang mesih bersiaga, tetap tak bereaksi. Merekapun melanjutkan aksi dengan membakar replika keranda mayat hingga membubarkan diri.

Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur, Zainuddin mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas kegagalan Jokowi-JK, yang saat Pemilu 2014 lalu, mengembar-gemborkan Program Nawa Cita-nya.

Menurutnya, kenaikan tarif bahan bakar minyak (BBM) per 5 Januari lalu, menjadi indikator penting atas kegagalan Jokowi-JK dalam perekonomian.

"Dalam hak ekonomi sosial dan politik, negara bertanggung jawab atas kebutuhan dasar ekonomi dan politik setiap warganya. Dan ketika hak dasar itu tidak tercapai, logika sederhananya, negara gagal menunaikan tanggung jawabnya," terang Zainuddin di sela aksi.

Pun begitu dengan masalah Tax Amnesti, yang menurut para demostran ini hanya menguntungkan pengusaha besar. Sementara biaya administrasi STNK dan BPKB yang naik tiga kali lipat per 6 Januari kemarin, ikut menjerat 'leher' rakyat kecil.

"Realitas ini makin menunjukkan bahwa pemerintah telah lama 'berselingkuh' dengan para pemodal dan melahirkan ketimpangan sosial," tegasnya.

Sementara dalam orasinya, mahasiwa PMII menyampaikan enam tuntutan, yaitu menolak kenaikan BBM, menolak PP Nomor 60/2016, pengendalian harga kebutuhan pokok, mewujudkan ekonomi kerakyatan secaara utuh, pendidikan dan kesehatan murah, dan wujudkan nasionalisasi aset

"Ternyata, anggota dewan selaku perwakilan rakyat tidak mau menemui kita. Mereka tidak mau mendengar aspirasi rakyat. Maka, hanya satu kata: Lawan," teriak salah satu orator. (mdk)



loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

loading...