Dicecar Soal TKA Ilegal Cina, Menkumham: Ada Sindikat yang Main


muslimbersatu.com  Komisi III DPR RI mempertanyakan kebijakan bebas visa yang diterapkan Kementerian Hukum dan HAM. Akibatnya, banyak tenaga kerja asing (TKA) ilegal, khususnya dari  Cina, yang memanfaatkan kebijakan tersebut untuk masuk ke Indonesia menjadi tenaga kerja kasar.

Anggota Komisi III DPR RI Daeng Muhammad mengatakan, isu mengenai TKA Cina menjadi viral di media sosial sehingga menimbulkan kegaduhan. Ia meminta Kemenkumham memiliki regulasi yang jelas mengenai keimigrasian.

"Jangan rakyat dicecoki informasi yang akhirnya rakyat mengambil kesimpulan sendiri-sendiri. Banyak masyarakat bertanya ketika kami reses gimana sebenarnya republik ini," ujar Daeng yang juga politisi PAN saat Raker dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly di Komisi III DPR RI, Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Sementara, anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem Taufiqulhadi menilai, kebijakan pemerintah yang sudah dikeluarkan mengenai bebas visa harus tetap dilakukan. Namun, ia meminta Kemenkumham harus benar-benar mengawasi WNA yang ada di Indonesia agar tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

"Bebas visa ini akan ada eksesnya. Inilah pemerintah perlu hati-hati. Kalau dalam perspektif saya, tidak boleh kita kebijakannya maju mundur. Karena kalau maju-mundur maka kita tidak akan dihormati oleh negara-negara lain," ucapnya.

Menanggapi hal itu, Yassona mengaku, pihaknya terus berbenah dan sudah melakukan konsolidasi setelah rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto belum lama ini.

"Kebijakan visa sedang diteliti manfaatnya dan mudharatnya. Kalau pariwisata tetap kita dorong travel agent to agent. Tapi kalau tenaga kerja ini memang sindikat lama," tandasnya

"Jadi ini penyakit lama. Ada sindikat. Sama kaya TKI kita diluar itu kan korban pemalsuan data dan sindkiat. Petugas imigrasi kita ada yang terlibat. Sama sudah bilang ke dirjen imigrasi tidak ada toleransi lagi," kata Yasonna.

sumber : teropongsenayan


loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...