Pakar Ilmu Politik Unair : Cyber Parlemen Lebih Ampuh Dari Lembaga Formal

ILUSTRASI

RMOL. Pakar Ilmu Politik Unuversitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi menilai siber parlemen sangat ampuh menjadi penekan lembaga formil seperti DPR, DPRD, DPD dalam mengkritisi kebijakan-kebijakan eksekutif yang bertentangan dengan masyarakat. Bahkan kekuatan ciber parlemen lebih besar dibandingkan lembaga formil.
Airlangga mencontohkan, tekanan dari masyarakat untuk memberhentikan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye lantaran kasus korupsi, kolusi dan nepotisme juga terjadi di media sosial. Bahkan medsos menjadi salah satu motor mobilisasi massa dalam jumlah masif.

"Jadi lembaga formil seperti DPR, sekarang ini berkedudukan sama dengan ciber parlement," ujarnya kepada wartawan, Minggu (11/12).

Lebih lanjut, fenomena siber parlemen ini juga terjadi di Indonesia. Salah satu contoh mengenai desakan masyarakat untuk menghidupkan kembali transportasi berbasis aplikasi.

Dia mencontohkan, Ignasius Jonan yang kala itu menjabat Menteri Perhubungan melarang beredarnya transportasi online. Pelarangan tersebut sontak membuat masyarakat yang sebagian besar pelanggan jasa transportasi online protes keras. Mereka bersuara lewat media sosial agar pelarangan moda transportasi online dicabut.

Menurut Airlangga, fenomena siber parlemen didorong dari pengemasan isu yang mengedepankan emosional dan perasaan. Sehingga sekalipun tidak mendapat dukungan politik di lembaga formal, namun dalam ruang Medsos isu-isu tersebut menjadi daya tarik masyarakat yang berubah menjadi siber parlemen.

"Siapa yang mendorong, mengemas isu mengedepkan sisi emosional, kemudian perasaan dia akan berpeluang mendapatkan perhatian massa dalam jumlah besar, maka dia akan mendapatkan kekuatan politik meskipun itu di digital space," pungkasnya



loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

loading...