Cabai Bakteri, DPR : Bukti Ada Agenda Terselubung Cina!
MEDIA NKRI INFO -Anggota Komisi IV DPR Fauzi H Amro minta semua pihak waspada terhadap bakteri berbahaya yang terinfeksi dalam benih tanaman cabai di Bogor. Menurut dia, kasus itu kian memperkuat sinyalemen kalau Cina punya agenda yang terselubung.
Maka itu, menurut Fauzi sudah sepatutnya Badan Karantina Kementerian Pertanian dan pihak Imigrasi harus bisa mengambil pelajaran yang berharga dalam kasus cabai berbakteri erwinia chrysanthemi yang sangat berbahaya bagi tanaman lain.
"Kasus beredarnya cabai ilegal yang mengandung bakteri berbahaya dari Cina ini, kian memperkuat sinyalamen banyak pihak, kalau Cina punya agenda yang terselubung," kata Fauzih kepada TeropongSenayan, Jakarta, Sabtu (17/12/2016).
"Tentu ini tidak baik bagi masa depan Indonesia baik dari sisi moral generasi kita yang jadi korban narkoba maupun yang sifatnya mengancam keberlanjutan pertanian Indonesia," tambahnya.
Politisi Hanura ini pun mendesak pemerintah menjadikan kasus cabai bakteri asal Cina ini perhatian serius. Jangan sampai, ada kasus serupa yang terjadi di kemudian hari yang bisa menimbulkan kekacauan bagi Indonesia.
Untuk itu, Fauzih menegaskan, siapapun pelaku dibalik cabai berbakteri harus ditindak tegas, meski ada keterlibatan pengusaha lokal ataupun pihak migrasi yang terlibat.
"Kita harus selalu waspada dengan membanjirnya warga asing terutama Cina yang masuk ke Indonesia. Jangan sampai mereka diam-diam menyebarkan benih pertanian seperti di kasus Bogor itu," jelasnya.
"Dengan adanya kasus ini, kami dari Komisi IV DPR mendesak Kementerian Pertanian dan badan terkait segera melakukan investigasi dan penilitian di daerah lainnya, tak hanya bogor," tegasnya.
Diketahui, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian menyatakan benih cabai yang ditanam warga China di Bogor, positif terinfeksi bakteri berbahaya jenis Erwinia chrysantemi, yaitu organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK) A1 golongan 1. Menurut hasil uji tersebut, bakteri jenis ini belum pernah ada di Indonesia dan belum bisa diberikan perlakuan apa pun terhadap tanaman yang terindikasi.
loading...
loading...