Ketua MPR sebut demokrasi di Jakarta terganggu akibat ucapan Ahok
MEDIA NKRI INFO -Ketua MPR Zulkifli Hasan menyebut proses demokrasi di DKI Jakarta seolah terganjal akibat pribadi Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) yang tidak bisa menjaga ucapannya. Padahal di daerah lainnya proses kematangan berdemokrasi sangat membanggakan.
Sebagai buktinya, hasil Pilkada menunjukkan bahwa kedewasaan berpolitik sudah terjadi di kalangan bawah.
"Setelah 19 tahun terjadi reformasi politik, sudah banyak kemajuan yang dicapai oleh bangsa Indonesia. Adanya otonomi daerah yang luas, bahkan dibandingkan dengan Amerika Serikat, proses demokratisasi di Indonesia belum tentu kalah. Padahal mereka lebih dulu menjalankannya," ujar Zulkufli Hasan disela menjadi pembicara di acara Sidang Pleno Ke-11 Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (Efebi) di Solo, Jumat (25/11).
Ketum PAN itu mencontohkan, saat Pilpres lalu rakyat Indonesia mempunyai dua calon presiden yang memiliki basis dukungan seimbang. Tak sedikit yang memprediksi Indonesia akan terbelah. Namun yang terjadi setalah Pilpres selesai, tak satupun warga yang terluka atau rumah terbakar.
"Bahkan rivalitas itu sekarang telah diakhiri sangat manis dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke kediaman Prabowo dan sebaliknya. Diakhiri dengan naik kuda bersama," katanya.
Contoh lainnya, kata Zulkifli, tahun lalu ada 260 pilkada serentak yang digelar di Indonesia. Sama, tak ada yang terluka, tak ada juga rumah terbakar. Ia mengatakan, orang boleh saja beda pilihan namun usai pemilihan mereka akan bersama lagi.
"Tahun ini ada 211 Pilkada serentak, cuma ada satu persoalan di Jakarta. Persoalan muncul bukan karena apa-apa semua hanya karena mulut Ahok yang tidak terjaga," tandas Zulkifli saat dalam pidatonya.
Sedangkan untuk daerah lain, sambung Zulkifli, tidak ada permasalahan dan tak ada kebhinekaan yang terkoyak.
"Di NTT yang mayoritas Katolik, tidak ada persoalan apapun ketika Ketua DPRD berasal dari aktivis muslim. Di Maluku, seorang dari etnis tionghoa non-muslim bisa menjadi kepala daerah dengan dukungan penuh. Di Kalteng yang masyarakatnya mayoritas muslim taat, tak ada persoalan dipimpin gubernur non-muslim selama dua periode," jelasnya.
Zulkifli menyebut, musuh bangsa ini yang sebenarnya adalah kesenjangan sosial dan rapuhnya persaudaraan kebangsaan.
"Demokrasi politik maju pesat, tetapi tidak akan membuat sejahtera rakyatnya kalau tidak diiringi demokrasi ekonomi. Padahal kita bertekad merdeka untuk bersatu, bersatu agar berdaulat, berdaulat agar bisa adil kepada seluruh rakyat," ungkapnya.
MERDEKA
loading...
loading...