Demokrat Desak Jokowi Kaji Ulang Posisi Kapolri


MEDIA NKRI INFO -Pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian tentang adanya indikasi upaya makar pada Aksi Bela Islam III disesalkan oleh berbagai pihak. Terlebih, pernyataan tersebut jauh berbeda dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Menkopolhukam Wiranto yang membantah adanya upaya makar terhadap pemerintahan Joko Widodo.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Benny K Harman bahkan menilai pernyataan Tito merupakan pernyataan berbahaya yang dilontarkan tanpa dikaji terlebih dahulu.

"Kami sangat kecewa dengan kinerja Kapolri (Tito Karnavian) yang melontarkan isu yang sangat danger di tengah-tengah masyarakat yang tanpa dikaji terlebih dahulu kebenaran isu itu," sesal Benny saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (24/11).

Benny mengatakan, sekalipun ada laporan-laporan intelijen yang memberi tahu adanya indikasi makar, maka sebaiknya laporan tersebut dikaji terlebih dahulu secara matang, baru kemudian dikeluarkan kepada publik.

"Karena pernyataan yang dikeluarkan tanpa di check and recheck akurasinya cenderung membuat pasar politik dan pasar ekonomi kita panik. Bahkan akibat pernyataan tersebut, secara politik, secara sosial, menciptakan spekulasi di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat saling mencurigai, saling menuduh dan ini tentu saja tidak kondusif pembangunan demokrasi yang lebih beradab," jelas politisi Demokrat itu.

Oleh sebab itu, tambahnya, posisi Tito sebagai Kapolri harus ditinjau ulang oleh Presiden Joko Widodo. Ini mengingat Kapolri telah menyampaikan pernyataan yang sangat meresahkan masyarakat. Di mana yang berhak mengangkat dan memberhentikan Kapolri merupakan kewenangan presiden dengan persetujuan DPR RI.

"Bukan tidak mungkin keberadaan Kapolri ini ditinjau kembali karena jangan lupa Kapolri diberhentikan dan diangkat oleh presiden berdasarkan persetujuan DPR, iya kan," ketusnya. 

rmol




loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

loading...