Agus Yudhoyono: Tak Apa Dibilang Ingusan, Itu Jadi Lecutan untuk Saya


MEDIA NKRI INFO - Bakal calon gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono hadir dalam silaturahmi dengan para ulama. Dia pun berbagi kisah tentang keputusannya untuk mengikuti Pilgub DKI 2017.

Mengenakan baju batik dan peci hitam, Agus hadir ditemani oleh sang istri, Annisa Pohan. Annisa sendiri tampak anggun dengan memakai gamis dan kerudung berwarna biru muda.

Acara Silaturrahmi Muharrom yang diprakarsai oleh PAN, salah satu partai pendukung Agus, digelar di kediaman Fahmi bin Sadig Hasni di Jl. Kalibata Utara II No. 42, Jakarta Selatan, Minggu (9/10/2016). Setidaknya ada sekitar 300 orang tamu undangan dalam silaturahmi ini.

Sebelum acara dimulai, para ulama menggelar salawatan. Kegiatan malam ini juga sekaligus untuk memperingati 1 Muharam. Tampak salah satu ulama yang hadir adalah Habib Ali Zainal Abidin Assegaf.

"Agus itu tokoh yang ideal. Kita butuh pempimpin yang lemah lembut dan tidak kasar," ujar Habib Ali dalam silatuhrami itu.

Dalam acara silaturahmi itu, Agus dan tamu undangan yang hadir sempat melakukan tanya jawab. Mantan Danyon 203/Arya Kemuning itu sempat ditanya mengenai kesiapannya maju di Pilgub DKI, mengingat ia belum punya pengalaman di bidang politik atau birokrat.

"Tak apa dibilang ingusan. Tak apa diremehkan. Justru saya harus memacu diri saya untuk mengejar ketinggalan. Mari punya mentalitas underdog. Masalah pengalaman politik, semua orang punya titik awal," ucap Agus.

Untuk maju di Pilgub DKI, putra sulung Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono itu harus mengundurkan diri dari TNI. Namun Agus mengaku, dari TNI jugalah ia belajar mengenai prinsip leadership.

"Dalam prinsip kepemimpinan, yang saya pelajari di militer, sifatnya universal. Dan bisa saya aplikasikan dalam bidang saya yang baru," kata dia.

Salah satu ulama juga bertanya bagaimana cara Agus menyesuaikan diri di dunia yang baru itu. Mantan perwira berpangkat Mayor tersebut menyatakan siap membawa perubahan di Jakarta dengan menerapkan prinsip kesetaraan untuk semua kalagan.

"Jakarta sangat majemuk. Juga dalam menyikapi pluralisme, pemimpin harus bijak. Jika kita hanya fokus perbedaan pasti selalu ada gap. Tapi jika fokus pada persamaan, dengan itu kita bisa bersatu," ungkap Agus. 

"Kebebasan tak bersifat absolut. Harus didasarkan pada sikap saling menghormati. Saya kapan pun lahir dan didik sebagai nasionalis. Dengan empati, goodwill, kita bisa menyingkirkan perbedaan itu. (Jakarta) bisa jadi kota yang beradab," imbuhnya.

Sejumlah politisi dari partai pendukung Agus tampak hadir dalam acara itu. Seperti politisi PD Nurhayati, politisi PAN Eko Hendro Purnomo dan Primus Yustisio. Juga ada timses Agus seperti Rico Rustombi, Imelda Sari, dan Putu Supadma Rudana. 
(elz/dha)

DTK
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...