2 Tahun Jokowi, Fahri Hamzah Anggap Revolusi Mental Sebatas Retorika Kosong


media nkri info - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, sepanjang dua tahun Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, semboyan revolusi mental yang disuarakan masih sebatas retorika.
Sebab, kata Fahri, masing-masing menteri di Kabinet Kerja menafsirkan revolusi mental dengan cara yang berbeda. Padahal, reshuffle di Kabinet Kerja sudah beberapa kali.
"Kita belum tahu yang disebut revolusi mental itu apa. Dulu di awal Pemerintahan, menterinya mendefinisikan revolusi mental secara lucu. Ada yang lompat pagar, ada yang mewajibkan makan kudapan rebus saat rapat, ada yang pakai baju putih seperti baju Presiden," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/10/2016).

Karena definisinya yang tak jelas, Fahri menilai, konsep revolusi mental kini tak terdengar lagi gaungnya.
Ia mengatakan, Presiden juga tidak menyusun indikator yang jelas dalam menjalankan revolusi mental di program kerjanya.
Fahri mengimbau agar Presiden kembali memperjelas semboyan revolusi mental yang awalnya menjadi nafas dalam setiap program kerja Pemerintah.

"Presiden harus mau dan bisa bicara yang jelas. Sampaikan ke rakyat Presiden punya visi apa. Sampaikan yang jelas mau membawa negara ini kemana karena di Indonesia ini Presiden adalah kepala pemerintahan sekaligus kepala negara," kata politisi yang dipecat PKS itu.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...